rambut yang terhormat, dengan sangat
terpaksa aku harus mengguntingmu. Karena
urusan keluarga aku merasa tak kuasa
menenggak apa yang selalu ingin kau
pastikan kepadaku. Yang membuat aku percaya
bahwa tak sepenuhnya kami tak memikirkan
keluarga. Di depan kaca, aku cukup malu
untuk berkata-kata. Maka aku memilihmu
saja. Rambut yang terhormat,
di depan kaca kau mengkultusku sebagai
malaikat pencabut rambut.
aku ingin menyangkal itu. Karena yang
aku lakukan hanyalah memotong.
mengapa kau menjadi tampak tolol di depan
kaca? Kambing saja kehilangan nyawa
karena disembelih bukan karena dicabut
rambutnya. Tetapi aku telah menyiapkan
gunting yang tajam sehingga kau tak
merasakan sedikitpun kesakitan di depan kaca.
kecuali mata saya.