Jika menjadi penyair adalah pekerjaan, maka kerja keras adalah upaya untuk meraih kesuksesan. Ya, kerja keras. Untuk menjadi penyair seseorang harus menulis puisi dengan baik. Sedangkan puisi yang baik dihasilkan dari ketekunan, yang tentu saja butuh kerja keras. Menjadi penyair, segalanya menjadi tiada. Ia harus melihat segala sesuatunya tiada berbeda. Ia harus memandang semuanya sama. Jika tidak, apa yang ia tuliskan tidak akan mengena ke hati pembaca. Ia harus memahami tulisannya dalam pandangan yang sama itu. Yang universalis itu. Puisi menjadi universal, jika ia dituliskan dalam bahasa yang universal. Bagaimana bahasa yang universal itu?
Jika menjadi penyair adalah pekerjaan, maka seseorang harus bekerja keras untuk mencari tahu bahasa yang universal itu. Untuk mengetahui bahasa yang universal itu, ia harus menjadi universal. Bagaimana seseorang tahu yang universal jika ia tidak universal? Bagaimana seseorang tahu bahwa ia universal sedangkan ia universal?
Jika menjadi penyair adalah pekerjaan, maka seseorang harus bekerja keras untuk mencari tahu apakah ia seseorang yang universal atau bukan. Maka ia membanding-bandingkan bahasanya dengan bahasa seseorang yang ia anggap universal itu. Ia membaca karyanya berulang-ulang. Ia tafsirkan maksud karyanya. Setelah ia dapatkan tafsir yang tepat, ia pun berlindung dari tafsir itu dan mencari tahu apakah tafsir yang ia berikan itu tepat-universal atau tidak.
Jika menjadi penyair adalah pekerjaan, maka seseorang harus bekerja keras untuk mencari tahu apakah tafsirnya tepat-universal atau belum tepat. Ia pun melakukan analisis kasus secara universal. Ia meyusun suatu latar belakang masalah secara universal. Kemudian ia merumuskannya secara universal pula. Tujuan-tujuan yang universal. Diteruskan dengan membuat batasan yang universal.
Jika menjadi penyair adalah pekerjaan, maka seseorang harus bekerja keras untuk melanjutkan hasil dari analisis kasusnya, rumusannya, tujuannya, dan batasannya – yang kesemuanya universal – itu. Ia harus membuka wawasannya terhadap karya yang universal itu. Mencatatnya. Mensintesiskan setiap catatan wawasannya ke dalam bahasa yang universal. Ia mulai tidak yakin. Tetapi ia teruskan. Ia menambahkan kata-katanya sendiri dari catatan-catatan universalnya. Ia menambahkan catatan kaki (jika menjadi keharusan).
Jika menjadi penyair adalah pekerjaan, maka seseorang harus bekerja keras kembali menjawab apakah yang ia tuliskan, ia bahasakan ke dalam bahasa yang universal. Jika menjadi penyair adalah pekerjaan, maka seseorang harus bekerja keras untuk menunda kekalahan.