ia
yang tidak ingin tidur terlalu larut, mengangkat kedua
tangannya. Di atas tempat tidur itu, ia
kembali ucapkan kata
‘tuhan’. Ia menunduk khusuk, seperti
membaca garis tangan
nasib.
“Tuhan
Yang Maha Asing,” ungkapnya, “aku serahkan
sepenuhnya penyelesaian pertempuran
besok seperti_apa yang
pernah kau singkapkan – mengenai
kebenaran dan kemenangan
itu.”.
ia
kembali tidak menyapu mukanya, seperti tidak pernah
menutup
doanya.
sebelum
tidur.