Didapatinya unggas terseok tengah hari. Dusun lengang.
Beberapa orang berjaga-jaga di rumah.
Beberapa lagi, sudah bergegas ke atas bukit. Cahaya tampak
tidak turun. Seketika, berita itu
ingin ia pastikan. Ketakutan, dan tumbangnya ratusan
pohon …. Keinginan, dan lada yang hampir hilang .... Menjadikan matanya, seperti mata pemburu. "Sekawanan gajah turun gunung," begitu yang ia dengar. Tengah malam, bapakmu terpulas, anjung nahas diterabas.
Hatiku, dihadapkan pada kerinduan. Hari itu, aku ingin kepangkuan tiyuh. Aku dapati sepanjang pekan turun hujan. Dan aku tahu, hutan di bukit semakin sedikit. Kali mulai dangkal. Rumpun bambu; gigi-gigi yang sudah lama tanggal.
Di rumah, tidak ia temui bapak. Bapak, ikut serta rombongan, coba mengusir. Tanah tidak lagi aman. Gajah mengamuk. Dakhak hilang bentuk. Dan di dusun, kita kehilangan bubandung.
Selepas kerja, aku mulai membenci kesibukan. Waktu tampaknya berhenti. Punggungku pegal. Aku dijangkiti radang, dan perut yang kusut. Tampaknya, rumahku mulai berlaku surut.
belum selesai ....
Hatiku, dihadapkan pada kerinduan. Hari itu, aku ingin kepangkuan tiyuh. Aku dapati sepanjang pekan turun hujan. Dan aku tahu, hutan di bukit semakin sedikit. Kali mulai dangkal. Rumpun bambu; gigi-gigi yang sudah lama tanggal.
Di rumah, tidak ia temui bapak. Bapak, ikut serta rombongan, coba mengusir. Tanah tidak lagi aman. Gajah mengamuk. Dakhak hilang bentuk. Dan di dusun, kita kehilangan bubandung.
Selepas kerja, aku mulai membenci kesibukan. Waktu tampaknya berhenti. Punggungku pegal. Aku dijangkiti radang, dan perut yang kusut. Tampaknya, rumahku mulai berlaku surut.
belum selesai ....